Banyak orang beranggapan intensitas orang yang beribadah atau datang ke gereja lebih sering maka kehidupan rohaninya itu sudah baik, dan menjadikan itu sebagai tolak ukur, namun faktanya banyak orang yang justru intensitas ibadahnya lebih sering pun tidak sertamerta menjamin orang itu hidup kudus, bahkan sering kali kita temukan orang-orang yang notabennya sebagai pelayan-pelayan TUHAN pun kehidupan sehari-harinya tidak merepresentasikan anak-anak ALLAH… . Mereka pun melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan ALLAH, seringkali itu terjadi, memang saya juga tak menampik bahwa orang-orang yang jarang ke gereja akan lebih baik bahkan mungkin lebih rentan ke arah yang tidak benar, tapi tidak semua begitu juga.
Kalau itu saja yang menjadi tolak ukur waduh! gampang banget jadi orang kristen tinggal datang tiap minggu duduk manis terus pulang sudah bisa dibilang sudah baik alias sudah mempunyai “kebenaran yang utuh”, dibanding dengan orang kristen yang lain, great!
Dan saya banyak menemukan hal-hal atau kejadian-kejadian yang menurut saya dapat jadi pertimbangan akan kasus semacam ini contoh: ada seseorang sekalipun dia sering datang ibadah tapi kadar rohaninya pun tak sebaik saat dia beribadah di gereja mungkin di gereja serasa sudah menjadi malaikat saja nampaknya tapi realitas nya nihil di kehidupan sehari-harinya malah yang ada terus-menerus jadi batu sandungan bagi orang lain.
Dan saya juga pernah menemui beberapa orang yang jarang ke gereja mungkin dia ke gereja cuma seminggu sekali tapi dia punya kadar rohani yang lebih baik, kenapa saya bisa berbicara seperti itu karena dia membawa gereja itu selalu kemana-mana sebab dia menjadikan hatinya sebagai gereja yang portable itu istilah saya saja, kenapa? Karena saya bisa lihat dari apa yang dia bicarakan dan perbuat, firman itu menjadi realitas dalam hidupnya, words of GOD itu tidak selalu dia dapatkan dari institusi seperti gereja tapi lewat waktu yang ia sisihkan untuk membaca Alkitab dan berdoa membangun intimacy with GOD, bersekutu dan berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berkenan bagi TUHAN, berusaha mencari dan mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain yang dapat membangun keimanan rohaninya.
Jadi tak benar rasanya jika keimanan seseorang itu di ukur hanya dengan seberapa sering mereka beribadah saja, menurut saya ada hal-hal atau point-point yang lain yang menentukan kadar rohani seseorang ,saya pernah mendengar hamba TUHAN yang berkata: orang yang jarang ke gereja itu kebenaran yang mereka dapat “pasti salah!” ,wow! …jujur saya sedikit gusar dengan pernyataan yang agak sedikit menghakimi ini, pertanyaan saya apakah orang yang sering ke gereja itu semua benar-benar sudah hidup kudus dan berkenan di hadapan TUHAN?… dan bisa dipertanggungjawabkan? … dan apakah orang yang jarang ke gereja itu lebih hancur kehidupan rohaninya?…
Dan jika kalau memang di gereja itu sudah menjadi rumah orang-orang yang mempunyai kebenaran yang utuh maka seharusnya “KEBENARAN“ itu disebarkan dan menjadi dampak untuk orang-orang yang berada di sekitarnya, ’jangan menerangi tempat yang sudah terang, jadi bagikanlah terang itu di tengah-tengah kegelapan!’ itu lebih baik dan ngefect menurut saya daripada mendeclare diri sebagai orang-orang yang mengaku mempunyai “kebenaran yang lebih utuh” di antara yang lain itu terlalu naif.
Dan ada juga beberapa hal yang perlu di klarifikasi tentang perubahan karakter seseorang jika ada seorang yang berkata: karakter seseorang itu hanya bisa diubah oleh dirinya sendiri karena adanya kemauan dan niat dari dirinya sendiri dan tanpa ada niat tersebut itu mustahil, hei kita mah apaan atuh? Tanpa TUHAN..?! berarti anda tidak percaya kuasa TUHAN… dan itu berarti juga sama saja mengandalkan kekuatan sendiri, bagaimana mungkin jika seandainya seseorang mau berubah taruhlah dia sudah ada niat untuk berubah tapi tanpa ada kasih karunia dari TUHAN apakah bisa berubah?? Saya rasa juga tidak akan bisa berubah, dan ini yang disebut GRACE (Anugerah ) dan TUHAN mengasihi semua orang di dunia ini tanpa terkecuali buktinya DIA mati di kayu salib untuk kita semua, DIA tidak memilih-milih siapa saja orang-orang yang DIA kasihi, keselamatan itu untuk semua orang, tinggal orangnya saja mau merespon dengan baik atau tidak.



Satu tanggapan untuk “Catatan Pribadi Saya”
1. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
TEMA : KASIH ITU SEGALANYA 1 KOR. 13: 1- 13
NAMA : ANUGERAH :GEA
Kasih dalam bahasa Indonesia merujuk pada perasaan sayang, cinta, atau
perhatian yang mendalam terhadap sesama. Dalam bahasa Yunani, terdapat beberapa
istilah yang menggambarkan kasih, namun yang paling menonjol dalam Perjanjian Baru
adalah “agape”, yaitu kasih yang tanpa syarat, kasih ilahi yang rela berkorban demi
kebaikan orang lain. Selain itu, ada juga “philia” (kasih persahabatan), “storge” (kasih
keluarga), dan “eros” (kasih romantis).
Dalam teologi Thomas Aquinas, kasih (caritas) dipandang sebagai bentuk
persahabatan manusia dengan Allah yang memampukan manusia untuk mengasihi
sesamanya dengan kasih yang sama seperti kasih Allah. Aquinas menekankan bahwa
kasih bukan sekadar emosi, melainkan suatu tindakan kehendak yang terarah kepada
kebaikan sejati yakni menginginkan yang terbaik bagi orang lain karena Allah.1
Kasih ini juga adalah hukum utama dalam ajaran Tuhan Yesus. Ketika Yesus
ditanya tentang hukum yang terutama, Ia menjawab: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius
22:37–39). Ini menunjukkan bahwa kasih adalah dasar dan inti dari seluruh hukum Allah.
Dengan demikian, kasih bukan hanya suatu kebajikan moral, tetapi juga perintah
ilahi yang menyatukan umat manusia dengan Tuhan dan satu sama lain. Kasih yang sejati
membawa manusia keluar dari egoisme menuju pada relasi yang penuh pengorbanan dan
saling membangun di dalam terang kebenaran Allah.
1. Riset komunikasi
a. Literatur ekspositori dari 1 Korintus 13:1–13 menekankan bahwa inti dan puncak
dari iman Kristen yang sejati adalah kasih. Kasih bukan sekadar perasaan, tetapi
suatu tindakan nyata yang diungkapkan melalui etika hidup yang tidak menyakiti
orang lain baik melalui perkataan, sikap, maupun perbuatan. Kasih sejati
menuntun orang percaya untuk hidup dengan kerendahan hati, kesabaran,
1 Thomas Aquinas, Summa Theologiae, II-II, q. 23–27. Dalam bagian ini, Aquinas menjelaskan
bahwa kasih (caritas) adalah kebajikan teologis yang menyatukan manusia dengan Allah
dalam bentuk persahabatan ilahi, dan menggerakkan manusia untuk mengasihi sesama
demi Allah, bukan karena keuntungan pribadi.
2. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
kemurahan, dan ketulusan, mencerminkan karakter Kristus dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Analisa Perikop disini: ( 1 Kor. 13: 4- 7, bagian ini menggambarkan :
✓ Kasih itu adalah karunia Allah: Kasih sejati tidak bersumber dari
manusia, melainkan berasal dari Allah sendiri. Dalam Roma 5:5
dikatakan bahwa “kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh
Roh Kudus.” Ini berarti, kasih adalah anugerah ilahi yang diberikan
kepada orang percaya agar dapat mengasihi seperti Allah mengasihi.
Tanpa karya Roh Kudus, manusia tidak mampu mengasihi secara benar.
✓ Kasih itu sebagai suatu tindakan yang harus dilakukan
Kasih bukan sekadar emosi atau perasaan sesaat, melainkan sebuah
keputusan yang disertai dengan perbuatan nyata. Dalam 1 Yohanes
3:18 tertulis: “Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” Ayat
ini menegaskan bahwa kasih sejati harus diwujudkan dalam tindakan
konkret yang mencerminkan kebenaran Injil. Kasih tidak hanya
diucapkan, tetapi diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui
sikap yang penuh perhatian, pengorbanan, dan kepedulian kepada
orang lain.
✓ Mengasihi berarti hadir bagi mereka yang sedang dalam kesulitan,
menolong yang lemah, memberikan waktu bagi yang kesepian, dan
menunjukkan empati kepada yang menderita. Kasih juga terlihat
dalam tindakan mengampuni orang yang telah menyakiti kita,
meskipun sulit, serta dalam kesediaan untuk melayani sesama dengan
hati yang tulus tanpa mengharapkan balasan. Kasih sejati bersumber
dari Allah, dan ketika kita mengasihi sesama dengan tindakan nyata,
kita sedang mencerminkan kasih Kristus yang telah lebih dahulu
mengasihi kita. Maka dari itu, kasih adalah panggilan aktif bagi
setiap orang percaya bukan pilihan, melainkan perintah yang harus
diwujudkan dalam kehidupan nyata.
✓ Kasih itu bukan sekedar suatu perasaan batin atau motifasi
Kasih bukanlah sekadar perasaan sentimental atau dorongan hati yang
berubah-ubah. Kasih Kristen bersifat konsisten dan teguh, melampaui
suasana hati dan kondisi emosional. Kasih memilih untuk tetap
mengasihi meskipun perasaan tidak mendukung seperti Kristus yang
tetap mengasihi bahkan saat disalibkan.
✓ Kasih itu juga menujukkan sifat Allah Bapak, Anak dan Roh Kudus
Kasih adalah hakikat Allah. Dalam 1 Yohanes 4:8 dikatakan, “Allah
adalah kasih.” Kasih terlihat dalam karya Allah Bapa yang mengutus,
Anak yang berkorban di salib, dan Roh Kudus yang tinggal dalam hati
3. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
orang percaya. Ketiganya menunjukkan kasih yang sempurna dan
menjadi teladan bagi kita
✓ Kasih itu tidak memetingkan diri sendiri, tetapi rela berkorban
Kasih sejati bersifat altruistik tidak mencari keuntungan pribadi,
melainkan rela berkorban demi kebaikan orang lain. Yesus berkata,
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).
Inilah kasih yang penuh pengorbanan, tanpa pamrih.
✓ Kasih itu siap menunjukkan sikap suka menolong dan berbuat baik
Kasih akan terlihat dalam kesiapan hati untuk menolong,
memperhatikan kebutuhan orang lain, dan tergerak untuk melakukan
kebaikan. Dalam Galatia 5:6 ditegaskan bahwa “iman yang bekerja oleh
kasih” adalah yang penting. Kasih menggerakkan tindakan yang
konkret dan memberi dampak positif bagi sesama.
✓ Kasih itu perintah baru yang diberikan Yesus
Yesus memberikan “perintah baru” kepada murid-murid-Nya:
“Kasihilah seorang akan yang lain, sama seperti Aku telah mengasihi
kamu” (Yohanes 13:34). Perintah ini bukan pilihan, tapi keharusan.
Kasih menjadi identitas utama orang Kristen dunia akan mengenal kita
sebagai murid Kristus jika kita hidup dalam kasih.
a. Bandingkan ayat Kor. 13: 1- 13
1. Kasih dalam 1 Kor. 13: 13, disitu dijelaskan kasih itu bukan usaha manusia
dan oleh karunia itu bukan alasan untuk membanggakan diri, tetapi
pengorbanan Tuhan Tuhan Yesus dikayub salib Roma 8: 39.
2. Kasih itu juga di dalam Efesus 4: 29, jangan ada perkataan kotor keluar
dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun,
dimana perluh suapaya mereka mendengarnya akan beroleh Kasih karunia
3. Didalam filipi 4: 6 jangan hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan Syukur.
4. 1 Kor 13: 4- 8, Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong, ayat 8. Kasih tidak
berkeudahan.
5. Roma 5: 5, dan pengharapan tidak mengecewakan, karena Kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita oleh roh kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita. Roma 12: 9, hendaklah Kasih itu jangan pura- pura? Jauhilah
yang jahat dan lakukanlah yang baik.
b. Indikantor- indikantor arti penting disini:
1 kor. 13: 4- 5 secara Teologis:
4. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
A. Kasih Agape tertuju kepada Allah, di mana lewat Tuhan Yesus kasih
ini diwujudkan secara nyata melalui pengorbanan-Nya yang sempurna
di kayu salib untuk menebus umat manusia dari dosa. Kasih ini bukan
sekadar perasaan, melainkan tindakan yang penuh komitmen dan
kerelaan, yang menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada dunia.
Dalam kasih Agape, Yesus tidak hanya mengajar tentang kasih, tetapi
Ia sendiri menjadi wujud kasih itu dengan menyerahkan nyawa-Nya,
agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16)Kasih Filia
menggambarkan Kasih persaudaraan atau persahabatan yang melebihi
ikatan keluarga
• Kasih Eros, Kasih Eros adalah bentuk kasih yang berhubungan
dengan ketertarikan fisik, romantis, dan emosional antara dua
insan, terutama dalam konteks hubungan suami-istri. Kasih ini
mencerminkan hasrat yang mendalam untuk bersatu secara
pribadi dan intim dengan orang yang dikasihi. Namun dalam
terang kekristenan, kasih Eros bukan sekadar nafsu atau
keinginan duniawi, melainkan diatur oleh kasih ilahi (Agape),
Di bagian 1 Kor. 13: 13, secara Teologis terdapat penggunaan
pembahasan rasul Paulus tentang 3 hal:
Iman, pengharapan, dan Kasih.
Defenisi iman:
1. Iman sebagai kepercayaan pada Allah dan tidak dapat
dipisahkan dari harapan. Dan iman juga berbicara tentang
harapan bahwa Yesus bukan hanya dia yang akan datang,
tetapi juga dia yang telah datang membawa perdamaian
bagi kita. Dalam Ibrani 11: 1” Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat.
Artinya, iman adalah keyakinan yang kokoh akan
janji-janji Allah, meskipun belum terlihat secara nyata.
Iman bukanlah sekadar optimisme atau harapan kosong,
tetapi dasar yang kuat yang bertumpu pada karakter dan
kesetiaan Allah. Iman percaya bahwa segala yang
difirmankan Tuhan pasti digenapi pada waktu-Nya,
meskipun saat ini belum terlihat oleh mata jasmani.
Iman melihat melampaui kenyataan fisik ia
memegang teguh janji Allah bahkan ketika keadaan
berkata sebaliknya. Ketika logika manusia tidak mampu
5. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
memahami, iman tetap berdiri teguh karena berakar pada
kebenaran firman Tuhan.
Iman percaya akan hal-hal rohani yang belum
tampak oleh mata, tetapi diyakini sungguh dalam hati.
Iman hidup dalam dimensi rohani, di mana keyakinan
terhadap hal-hal kekal menjadi kompas hidup. Hati yang
penuh iman tidak goyah oleh ketidakpastian dunia, karena
ia berpegang pada Pribadi yang tidak pernah berubah
Yesus Kristus.
Iman adalah jendela menuju pengharapan, jalan
menuju ketaatan, dan dasar dari segala hubungan kita
dengan Allah. Tanpa iman, kita tidak dapat menyenangkan
hati Tuhan (Ibrani 11:6). Tetapi dengan iman, kita bisa
berjalan dalam terang, sekalipun dunia di sekitar kita penuh
dengan kegelapan.
Defenisi Pengharapan
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi
pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi. Sebab
bagaimana orang masih mengharapkan apa yang
dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak
kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Penjelasan Makna Ayat:
1. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan
Artinya:
Keselamatan yang kita terima dari Tuhan bukan hanya tentang apa yang sudah
terjadi sekarang (misalnya: diampuni dari dosa), tetapi juga menyangkut janji
masa depan seperti hidup kekal, kemuliaan bersama Kristus, dan pemulihan
ciptaan.
Pengharapan menjadi bagian dari proses keselamatan. Kita masih menantikan
keselamatan dalam bentuk yang sempurna, yang akan digenapi sepenuhnya saat
Tuhan Yesus datang kembali.
2. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi.
Artinya:
Kalau sesuatu sudah terlihat atau sudah kita miliki, itu bukan lagi pengharapan.
Kita tidak mengharapkan apa yang sudah ada di tangan kita.
6. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
Harapan itu menyangkut hal yang belum tampak, tapi kita tahu pasti akan
datang.
Contoh sederhana:
Jika seseorang berkata, “Saya berharap hujan turun,” artinya hujan belum turun
sekarang, tapi ia yakin itu akan terjadi. Kalau sudah hujan, maka dia tidak perlu
berharap lagi, karena kenyataannya sudah ada.
3. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya
Ini adalah penegasan: kalau kita sudah melihat dan memilikinya, maka itu bukan lagi
harapan.
4. Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya
dengan tekun.
Artinya:
Pengharapan yang sejati menuntut kesabaran dan ketekunan. Kita tidak
menyerah, meskipun belum melihat hasilnya sekarang.
Kita tetap percaya dan menunggu dengan setia, karena kita tahu Allah akan
menggenapi janji-Nya tepat pada waktunya
“Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.”
Ayat ini menegaskan bahwa kasih sejati harus diwujudkan dalam tindakan konkret
yang mencerminkan kebenaran Injil. Kasih tidak hanya diucapkan, tetapi
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap yang penuh perhatian,
pengorbanan, dan kepedulian kepada orang lain.
Mengasihi berarti hadir bagi mereka yang sedang dalam kesulitan, menolong yang
lemah, memberikan waktu bagi yang kesepian, dan menunjukkan empati kepada
yang menderita. Kasih juga terlihat dalam tindakan mengampuni orang yang telah
menyakiti kita, meskipun sulit, serta dalam kesediaan untuk melayani sesama
dengan hati yang tulus tanpa mengharapkan balasan.
Rasul Paulus menegaskan betapa pentingnya kasih dalam kehidupan rohani
melalui 1 Korintus 13:1-3. Ia menulis: “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan
semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.” (1 Kor.
13:1)
7. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13
Paulus sedang berbicara kepada jemaat di Korintus yang sangat mengagumi
karunia-karunia rohani seperti bernubuat, bahasa roh, pengetahuan, dan iman yang
besar. Namun, Paulus dengan jelas menyatakan bahwa semua karunia tersebut
menjadi sia-sia tanpa kasih. Bahkan pelayanan yang tampaknya besar sekalipun,
jika tidak dilakukan dalam kasih, tidak memiliki nilai kekal.
“Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang aku miliki, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak
ada faedahnya bagiku.” (1 Kor. 13:3)
Dalam kata lain, karunia tanpa kasih hanya seperti tong kosong yang nyaring
bunyinya tetapi hampa maknanya. Kesimpulan: Kasih Adalah Inti dan
Fondasi Kehidupan Kristen
Dari seluruh penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa:
1. Kasih adalah tindakan nyata, bukan sekadar perasaan atau kata-kata kosong.
2. Kasih adalah perintah, bukan pilihan. Semua orang percaya dipanggil untuk
mengasihi dalam tindakan nyata.
3. Kasih adalah landasan dari semua karunia rohani. Tanpa kasih, karunia
apapun tidak berarti di hadapan Allah.
4. Kasih adalah cermin dari kasih Kristus. Ketika kita mengasihi, kita sedang
mencerminkan karakter Allah.
5. Kasih adalah kesaksian hidup orang percaya. Dunia mengenal kita sebagai
murid Kristus dari cara kita mengasihi (Yoh. 13:35).
Hal-Hal Penting yang Perlu Diingat tentang Kasih:
• Kasih berasal dari Allah dan hanya bisa diwujudkan sepenuhnya oleh kuasa Roh
Kudus.
• Kasih bukan hanya untuk orang yang menyenangkan hati kita, tetapi juga untuk
musuh kita.
• Kasih mendorong kita untuk bersikap sabar, murah hati, tidak iri hati, tidak
sombong (1 Kor. 13:4-7).
• Kasih adalah fondasi pelayanan, hubungan, dan kehidupan Kristen yang sejati.
• Kasih tidak akan pernah gagal, karena kasih adalah kekal.
8. KASIH ITU SEGALAHNYA 1 KOR. 13: 1- 13